Thursday, January 21, 2021

Looke Cosmetics: Holy Perfecting Pressed Powder | Honest Review

Honest Review Makeup: Pengalaman Menggunakan Looke Cosmetics Holy Perfecting Pressed Powder Shade Aurora

Wiwid


ABSTRACT

    Ulasan saya kali ini mengenai bedak padat lokal, yakni Holy Perfecting Pressed Powder dari Looke Cosmetics. Saya menggunakan shade yang paling terang yang diberi nama Aurora. Saya menggunakan bedak ini sudah 3 bulan. Saya menggunakan bedak ini dikarenakan saya membutuhkan bedak yang dapat menge-set foundation saya. Berdasarkan pemakaian pribadi, bedak padat dari Looke Cosmetics ini sangat bagus dan mampu menahan foundation serta minyak di wajah saya.

Keywords: Bedak Padat, Makeup, Kosmetik, Looke


BACKGROUND

    Beberapa bulan yang lalu, saya masih mencari bedak yang cocok untuk wajah saya. Saya membutuhkan bedak, terutama bedak padat dikarenakan saat-saat ini merupakan musimnya kondangan, dimana teman-teman terdekat saya sudah menemukan tambatan hatinya. Saya membutuhkan bedak padat dikarenakan menurut hasil riset kecil-kecilan saya, bedak padat memiliki fungsi yang hampir sama dengan bedak tabur (meskipun tentu saja ada hal-hal yang berbeda). Saya melihat salah satu youtuber yang cukup terkenal di Indonesia, dengan channel bernama Livjunkie. Setelah melihat dia, saya menjadi terinspirasi untuk membeli bedak padat yang dia rekomendasikan, xixi. Sebagai gambaran, tipe kulit wajah saya adalah kombinasi - yakni berminyak di T-zone dan cenderung kering di daerah kulit wajah lain (padahal dulunya kulit wajah saya berminyak, lho. Ini cerita lain sih, apa perlu diceritakan?). Gambaran lain, kulit saya light-medium dengan neutral to yellow undertone dan sensitif. Produk complexion yang pernah dan cocok saya gunakan antara lain (1) Maybelline Fit Me Foundation shade 128 - Warm Nude, (2) Maybelline Fit Me Concealer shade 10 - Light dan shade 20 - Sand, dan (3) Makeover Demi-Matte Cushion shade 30 - Creme Beige.

    Untuk bedak padat dari Looke Cosmetics ini, saya menggunakan shade tengah-tengah yakni Aurora. Selain shade Aurora, terdapat dua shade lain, saya tidak hafal namanya. For your information, bedak dari Looke (ke depannya saya sebut dengan Looke saja ya, karena kepanjangan) ini merupakan bedak padat pertama saya seumur hidup, cie.


HONEST REVIEW

Semua ulasan ini 100% berdasarkan pengalaman dan pendapatku alias 100% honest review, dan bisa jadi produk ini memiliki hasil yang berbeda di kulit pembaca sekalian. Saya membeli produk ini di e-commerce Shopee. Saya menggunakan shade Aurora (paling terang) dan cara saya mencari shade yang paling cocok dengan saya adalah melihat beauty vlogger yang memiliki kondisi warna kulit yang sama dengan saya.




(Dokumentasi: Pribadi)

Packaging-nya warna hitam dan berbentuk kotak, terbuat dari plastik. Menurut saya, warna hitam pada kemasannya menambah kesan mewah pada bedak ini. Cukup ringan dan tidak menjadi beban untuk dibawa ke mana-mana.

Cara aplikasi bedak padat ini: saya menggunakan brush apabila saya ingin hasil yang seolah-olah airbrushed, terkadang saya menggunakan spons bawaan dari bedak padat ini apabila ingin coverage dan ketahanan yang maksimal. Saya menggunakan spons untuk aplikasi saat acara penting seperti kondangan.

Light-weight, sama sekali tidak berasa dempul alias berkue (kalo kata Livjunkie yang artinya cakey) dan tidak bedak-i (yang artinya powdery, hahaha). Beneran ringan di wajah deh, kerasa antara pake bedak dan tidak pake bedak.

Formula-nya mantap surantap sih, terdapat kandungan Squalene Oil yang memang dapat melembabkan wajah sepanjang hari. Sejauh ini, wajahku jika dikenai produk yang memiliki kandungan Squalene Oil masih aman-aman aja alias cocok, tidak menimbulkan jerawat sama sekali di kulitku yang sensitif. Produk ini juga bertekstur halus, partikelnya kecil banget.

Matte finish, ini menurutku ya. Jika digunakan tanpa foundation, bedak ini cukup dapat meratakan warna kulitku dan menjadi terlihat halus, my skin but better, I woke up like this. Bedak ini juga berhasil membuat cushion Rollover Reaction-ku yang finishnya basah/dewy di wajahku berubah menjadi demi-matte atau semi satin.

Medium coverage, bedak ini dapat menyamarkan bekas jerawat di wajahku, tapi tidak dapat menutupinya secara total. Akan tetapi, apabila bedak ini ditimpa layer berikutnya, bedak ini sama sekali tidak menimbulkan kesan dempul, dan tetap tidak dapat menutup bekas jerawatku secara maksimal. 

Efek yang diberikan natural seperti kulit asli, sehingga di sini saya bisa sarankan: cari warna bedak yang sama dengan warna kulit asli atau mendekati warna kulit asli. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bedak ini sama sekali tidak menimbulkan efek cakey dan justru sesuai namanya, holy perfecting. Bisa dibilang efeknya flawless, sih.

Ketahanan bedak padat ini dapat menahan foundation di bawahnya hampir 6 jam berdasarkan pemakaian ke kondangan. Di kondangan, saya sudah panas-panasan, berjalan ke sana-sini, dan yang saya notis adalah bedak dan foundation saya tetap ada di wajah saya, membuat makeup saya setara dengan MUA, hahaha. Menurut saya, lebih bagus lagi kalau di-touch up, tapi berhubung waktu itu saya tidak membawa bedaknya ke mana-mana dengan saya, maka saya tidak dapat touch up.

Harga bedak padat ini cukup terjangkau dengan kualitas yang diberikan. Berdasarkan Official Store-nya di Shopee, harganya Rp175.000.



CONCLUSION

    1. Is this product Wiwid approve and recommended?
        Yes it is.

    2. How much the stars Wiwid has to give?
        5 out of 5 stars.

    3. Will Wiwid repurchase this?
        I have no problem at all with this cushion, so yes I will.

Tuesday, January 19, 2021

Rollover Reaction: Cushion Compact Tinted Moisturizer | Honest Review

Honest Review Makeup: Pengalaman Menggunakan Rollover Reaction Cushion Compact Tinted Moisturizer Shade 101 Custard Tart 

Wiwid


ABSTRACT

    Bertahun-tahun membiarkan blog ini berdebu, saya kembali menuangkan pikiran, perasaan, dan tindakan saya. Kali ini, dan mungkin seterusnya, saya mengambil format jurnal ilmiah dalam visual penulisan saya. Format ini murni terinspirasi dari jurnal ilmiah dan saya berpikir gaya ini tidak ada di blog lainnya. Saya jadi teringat undangan pernikahan yang sempat up karena formatnya yang kurang lebih sama dengan format jurnal ilmiah. Sekali lagi, saya tidak tahu - apakah saya akan menerapkan format ini ke postingan saya selanjutnya atau tidak. Ulasan kali ini mengenai cushion compact dari brand lokal, Rollover Reaction. Overall, cushion ini bagus dan recommended.

Keywords: Tinted Moisturizer, Review, Makeup, Kosmetik, Pelembab


BACKGROUND

    Tertarik dengan dunia menulis dan makeup, akhirnya saya mampu menarik diri saya untuk menuliskan pengalaman dan/atau perasaan saya di blog ini. Saya sudah lama menggunakan Cushion Compact Tinted Moisturizer ini dari Rollover Reaction, sekitar tahun 2019 alias awal kemunculan produk ini. Sejak kemunculan produk ini, saya hampir tidak pernah lagi menggunakan foundation-like lain untuk meratakan warna kulit wajah saya. Sebagai gambaran, tipe kulit wajah saya adalah kombinasi - yakni berminyak di T-zone dan cenderung kering di daerah kulit wajah lain (padahal dulunya kulit wajah saya berminyak, lho. Ini cerita lain sih, apa perlu diceritakan?). Gambaran lain, kulit saya light-medium dengan neutral to yellow undertone dan sensitif. Produk complexion yang pernah dan cocok saya gunakan antara lain (1) Maybelline Fit Me Foundation shade 128 - Warm Nude, (2) Maybelline Fit Me Concealer shade 10 - Light dan shade 20 - Sand, dan (3) Makeover Demi-Matte Cushion shade 30 - Creme Beige.

    Sedikit cerita, waktu SMA saya tidak pernah dandan ke sekolah, lipbalm atau liptint pun tidak. Dikarenakan tidak sempat dan memang tidak niat, datang ke sekolah cuma buat belajar dan merusuh, tidak ada anggun-anggunnya. Saya mulai tertarik dandan waktu kuliah, tahun 2016. Akhirnya sekarang sudah bisa dandan ala-ala MUA tiap ke kondangan, karena sudah terbiasa.


HONEST REVIEW

Langsung ke pembahasan saja ya, capek juga bertele-tele. Ini semua 100% pengalaman dan pendapatku alias 100% honest review, bisa jadi produk ini berbeda hasilnya di kulit pembaca sekalian. Shade 101 Custard Tart lebih cocok untuk warna kulitku (shade ini jika dibandingkan dengan shade yang lain memiliki neutral undertone sendiri), sementara shade 102 Honey Toast terlalu kuning dan gelap di warna kulitku.






(Dokumentasi: Pribadi)


Cara aplikasi-ku selalu menggunakan puff bawaan dari produknya, saya tidak pernah mencoba menggunakan brush atau beauty sponge lain.

Light-weight, tidak berasa dempul, beneran ringan di wajah. Ini karena "tinted moisturizer" sih judulnya, bukan "foundation".

Formula-nya cocok di kulit saya, sama sekali tidak stuck di pori-poriku ketika dibersihkan sehingga tidak menimbulkan jerawat di kulitku yang sensitif ini.

Dewy finish, efek dewy-nya dapet banget. Seperti basah di kulit bahkan di saya tidak perlu ditambah highlighter saking kinclongnya.

Medium coverage, bisa menutupi imperfections di kulit seperti bekas jerawat yang kemerahan atau bahkan kehitaman, warna kulit yang tidak merata. Tapi seperti biasa, tidak ada produk makeup yang bisa meratakan bopeng, ya produk ini juga tidak bisa meratakan bopeng, apalagi bopengnya dalam. Hanya bisa menyamarkan. Berdasarkan pengalamanku, sebenarnya mau di-tap berapa kali pun tetap medium coverage, tidak sampai full, sehingga diperlukan tambahan concealer untuk menutupi imperfections lain.

Efek yang diberikan juga natural seperti kulit asli, bahkan orang-orang di sekitarku bisa sampai bertanya "Gak pake makeup?" padahal cushion-nya udah dikasih setebal mungkin di wajah, hadeh.

Ketahanan sampai 2 jam, 2 jam pertama masih bagus banget di wajah, di jam ke-3 mulai bubar jalan deh. Mulai cracking, mulai lari cushion-nya. Pernah satu kejadian, saya menggunakan cushion ini ke kondangan dan di jam ke-3 cushion malah lari membentuk garis di jidat. Padahal sebelumnya sudah di-set menggunakan bedak padat dan setting spray. Jika terkena keringat, keringatnya akan berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa cushion ini juga tidak waterproof. Akan tetapi untuk penggunaan harian alias daily, cushion ini bagus banget.


CONCLUSION

    1. Is this product Wiwid's approve and recommended?
        Yes it is.

    2. How much the stars Wiwid has to give?
        4 out of 5 stars.

    3. Will Wiwid repurchase this?
        I have no problem at all with this cushion, so yes I will.

Tuesday, May 20, 2014

Curriculum Alert, 2013.

Kurikulum 2013, kurikulum yang masih terbilang baru. Sesuai namanya, kurikulum ini diterapkan kepada kami, lulusan SMP angkatan 2013. Jadi, begitu kami masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu SMA, metode pengajaran kami adalah kurikulum 2013.

Apa sih, kurikulum 2013 itu?
Apa bedanya kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.


Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
(Kutipan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Tujuan dari kurikulum ini memang sedikit berbeda dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini lebih kepada peserta didiknya―termasuk diri saya sendiri―untuk lebih mandiri, kreatif dan inovatif tanpa adanya ketidak-disiplinan dalam diri.

Saya akan menjelaskan lebih rinci lagi. Mungkin ini bisa dibilang perks of being a student in this curriculum.

Apa yang telah saya dapatkan dari pengalaman saya, singkatnya:

  1. Dalam sistem atau kurikulum ini, guru atau tenaga pengajar hanya mengarahkan apa yang diharapkan guru (atau bahkan kurikulum ini) tentang materi kepada peserta didik. Bisa disimpulkan bahwa peserta didik yang mencari bahan materi, kemudian mengumpulkannya dan mengolah, lalu siap untuk ditampilkan kembali dalam bentuk presentasi.
  2. Berdiskusi, dalam kelompok. Beberapa kelompok dibentuk, kemudian peserta didik mendiskusikan tentang materi. Biasanya, kelompok diskusi ini dibentuk untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru, atau untuk kembali mempresentasikannya ke depan kelas.
  3. Selain keterampilan, nilai pada kurikulum ini juga diambil dari nilai sikap. Baik itu sikap terhadap diri sendiri (kedisiplinan, tanggung jawab, jujur, responsif, dan lainnya), terhadap guru, maupun terhadap teman. Memang, penilaian pada kurikulum ini mencakup hampir seluruh aspek. Penilaian tidak hanya dilakukan guru terhadap peserta didik, tetapi juga antar peserta didik.
  4. Kurikulum ini mewajibkan peserta didik untuk pramuka. Dalam kata lain, ekstrakurikuler wajibnya adalah pramuka. Di samping pramuka, peserta didik bebas untuk menentukan pilihan ekstrakurikuler lainnya.

Kurikulum 2013, seperti kurikulum sebelumnya―ya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dampak positif dari kurikulum ini memang mempengaruhi kepribadian seseorang, aku akui itu. Entah kurikulum ini bisa dibilang berhasil atau tidak. Aku lebih antusias saat seseorang berbicara, saat guru menerangkan, saat menonton berita, bahkan saat membaca buku. Aku asumsikan bahwa perilaku diriku sekarang ini karena kurikulum ini, guru hanya mengarahkan peserta didik, kemudian peserta didik mencari materinya sendiri untuk dipelajari. Mau tidak mau, tentu akan lebih tanggap dengan tugas yang diberikan―atau mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dan nggak mendapatkan pengetahuan.

Aku juga merasa jauh lebih mandiri dibandingkan aku yang sebelumnya, aku mendapatkan bahan-bahan atau materinya sendiri, yang tentu akan mudah untuk dihafal (ya, karena cara mendapatkan materi harus dicari bahkan dengan susah payah dan memakan waktu, bukan berdiam diri saja).

Dari kurikulum 2013 ini, kami juga merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa (aku nggak tahu karena aku belum dibangku kuliah tapi katanya―mencari bahannya sendiri dan lainnya) membuat peserta didik tidak 'kaget' dan sudah terbiasa saat jenjang kuliah.

Tapi dibalik semua dampak positif yang telah diberikan kurikulum 2013 ini kepadaku, aku merasa sesuatu. Aku rasa kurikulum ini belum disempurnakan, maksudnya, bahkan tidak matang.

Jangan jadikan kami kelinci percobaan.

Aku merasa kehilangan waktu untuk bersosialisasi. Waktu berkumpul bersama keluarga jauh berkurang, sibuk dengan apa yang diperintahkan karena takut diserempet deadline, atau aku siap-siap akan dead.

Lelah, mencari bahan materi sendiri. Kalau kata orang tuaku, "Belum cukup umur tapi udah kayak mahasiswa, benar-benar sibuk". Aku mengiyakan pernyataan ini―karena orang tua juga pernah muda. Belum lagi ada pramuka, yang mewajibkan peserta didik untuk lebih bersikap mandiri ini-itu-apa-segala macam yang memang menguras tenaga, waktu, bahkan pikiran. Di lain hal, kami kehilangan waktu untuk menyalurkan bakat. Masa muda.

Ada juga yang semakin menyurutkan niat untuk sekolah, mengingat materi dicari sendiri. Oh crap.

Sudahkah tergambar tentang kurikulum 2013 ini, Teman?

Pemerintah, Kementerian Pendidikan, dengan sangat, aku mohon agar kurikulum selanjutnya ditata ulang dan merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya (atau perbaikan kurikulum ini). Kemungkinan besar, maksud dari kurikulum ini amat sangatlah baik. Tetapi, mengingat dari aspek mental dan fisik kami, mohon, jangan membuat generasi Indonesia selanjutnya menjadi generasi yang lupa akan kesadaran bersosialisasi dengan lingkungan tanpa kehilangan masa mudanya. Sekian, Anda lebih dewasa dibanding saya mungkin dapat melanjutkan artikel ini.


Thank you for reading, anyway.
Wiwid