Tuesday, May 20, 2014

Curriculum Alert, 2013.

Kurikulum 2013, kurikulum yang masih terbilang baru. Sesuai namanya, kurikulum ini diterapkan kepada kami, lulusan SMP angkatan 2013. Jadi, begitu kami masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu SMA, metode pengajaran kami adalah kurikulum 2013.

Apa sih, kurikulum 2013 itu?
Apa bedanya kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.


Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
(Kutipan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Tujuan dari kurikulum ini memang sedikit berbeda dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini lebih kepada peserta didiknya―termasuk diri saya sendiri―untuk lebih mandiri, kreatif dan inovatif tanpa adanya ketidak-disiplinan dalam diri.

Saya akan menjelaskan lebih rinci lagi. Mungkin ini bisa dibilang perks of being a student in this curriculum.

Apa yang telah saya dapatkan dari pengalaman saya, singkatnya:

  1. Dalam sistem atau kurikulum ini, guru atau tenaga pengajar hanya mengarahkan apa yang diharapkan guru (atau bahkan kurikulum ini) tentang materi kepada peserta didik. Bisa disimpulkan bahwa peserta didik yang mencari bahan materi, kemudian mengumpulkannya dan mengolah, lalu siap untuk ditampilkan kembali dalam bentuk presentasi.
  2. Berdiskusi, dalam kelompok. Beberapa kelompok dibentuk, kemudian peserta didik mendiskusikan tentang materi. Biasanya, kelompok diskusi ini dibentuk untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru, atau untuk kembali mempresentasikannya ke depan kelas.
  3. Selain keterampilan, nilai pada kurikulum ini juga diambil dari nilai sikap. Baik itu sikap terhadap diri sendiri (kedisiplinan, tanggung jawab, jujur, responsif, dan lainnya), terhadap guru, maupun terhadap teman. Memang, penilaian pada kurikulum ini mencakup hampir seluruh aspek. Penilaian tidak hanya dilakukan guru terhadap peserta didik, tetapi juga antar peserta didik.
  4. Kurikulum ini mewajibkan peserta didik untuk pramuka. Dalam kata lain, ekstrakurikuler wajibnya adalah pramuka. Di samping pramuka, peserta didik bebas untuk menentukan pilihan ekstrakurikuler lainnya.

Kurikulum 2013, seperti kurikulum sebelumnya―ya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dampak positif dari kurikulum ini memang mempengaruhi kepribadian seseorang, aku akui itu. Entah kurikulum ini bisa dibilang berhasil atau tidak. Aku lebih antusias saat seseorang berbicara, saat guru menerangkan, saat menonton berita, bahkan saat membaca buku. Aku asumsikan bahwa perilaku diriku sekarang ini karena kurikulum ini, guru hanya mengarahkan peserta didik, kemudian peserta didik mencari materinya sendiri untuk dipelajari. Mau tidak mau, tentu akan lebih tanggap dengan tugas yang diberikan―atau mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dan nggak mendapatkan pengetahuan.

Aku juga merasa jauh lebih mandiri dibandingkan aku yang sebelumnya, aku mendapatkan bahan-bahan atau materinya sendiri, yang tentu akan mudah untuk dihafal (ya, karena cara mendapatkan materi harus dicari bahkan dengan susah payah dan memakan waktu, bukan berdiam diri saja).

Dari kurikulum 2013 ini, kami juga merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa (aku nggak tahu karena aku belum dibangku kuliah tapi katanya―mencari bahannya sendiri dan lainnya) membuat peserta didik tidak 'kaget' dan sudah terbiasa saat jenjang kuliah.

Tapi dibalik semua dampak positif yang telah diberikan kurikulum 2013 ini kepadaku, aku merasa sesuatu. Aku rasa kurikulum ini belum disempurnakan, maksudnya, bahkan tidak matang.

Jangan jadikan kami kelinci percobaan.

Aku merasa kehilangan waktu untuk bersosialisasi. Waktu berkumpul bersama keluarga jauh berkurang, sibuk dengan apa yang diperintahkan karena takut diserempet deadline, atau aku siap-siap akan dead.

Lelah, mencari bahan materi sendiri. Kalau kata orang tuaku, "Belum cukup umur tapi udah kayak mahasiswa, benar-benar sibuk". Aku mengiyakan pernyataan ini―karena orang tua juga pernah muda. Belum lagi ada pramuka, yang mewajibkan peserta didik untuk lebih bersikap mandiri ini-itu-apa-segala macam yang memang menguras tenaga, waktu, bahkan pikiran. Di lain hal, kami kehilangan waktu untuk menyalurkan bakat. Masa muda.

Ada juga yang semakin menyurutkan niat untuk sekolah, mengingat materi dicari sendiri. Oh crap.

Sudahkah tergambar tentang kurikulum 2013 ini, Teman?

Pemerintah, Kementerian Pendidikan, dengan sangat, aku mohon agar kurikulum selanjutnya ditata ulang dan merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya (atau perbaikan kurikulum ini). Kemungkinan besar, maksud dari kurikulum ini amat sangatlah baik. Tetapi, mengingat dari aspek mental dan fisik kami, mohon, jangan membuat generasi Indonesia selanjutnya menjadi generasi yang lupa akan kesadaran bersosialisasi dengan lingkungan tanpa kehilangan masa mudanya. Sekian, Anda lebih dewasa dibanding saya mungkin dapat melanjutkan artikel ini.


Thank you for reading, anyway.
Wiwid

No comments:

Post a Comment

I'd be glad if you leave me a comment